Kader Dakwah Mudah Korbankan Harta, Tapi Sulit Korbankan Hati

imagePKSPemalang.org-Dalam aktifitas dakwah kita, sudah dipastikan akan mendapatkan halangan dan rintangan yang banyak. Untuk itu pengorbanan Harta dan Jiwa bagi semua aktifis dakwah adalah sebuah kepastian. Karena dengan pengorbanan itu setiap Dai akan mendapatkan kebaikan dan rahmat dari Allah swt, dan  Karena dengan pengorbanan itu, setiap aktifitas dakwah kita justru akan semakin terasa nikmat.
Pengorbanan dakwah berupa harta dan jiwa terlihat sepertinya berat, namun sebenarnya ada satu hal yang sangat sulit bagi para aktivis dakwah untuk mengorbankan hal yang satu ini demi kelanjutan dakwah. Yaitu pengorbanan hati. Muhammad Abduh pernah menulis dalam bukunya yang berjudul "Memperbarui Komitmen Dakwah", bahwa Rendah Hati adalah pengorbanan terbesar.
"Di antara bentuk pengorbanan yang paling besar, yang sering tidak diperhatikan oleh kebanyakan aktivis dakwah adalah sikap rendah hati terhadap saudara-saudara seperjuangan. Memaafkan kesalahan dan ketergelinciran saudara seperjuangan, rela menahan kelemahan dan kekuranganmereka dalam kerja dakwah dan tidak membesar-besarkannya, meskipun kitalah yang benar" Demikian kutipan dalam buku itu.  
Hal ini mungkin sekarang ini sangat mudah kita lihat bahwa banyak di antara kader dakwah yang meluapkan kekecewaan terhadap hasil syuro atau kebijakan dakwah melalui jejaring sosial. Atau kader yang mudah "mutung" dan tidak mau terlibat lagi dalam dakwah karena pendapat pribadinya tidak diakomodir.
Muhammad Abduh dalam bukunya tersebut juga secara gamblang menjelaskan bahwa pengorbanan hati adalah pengorbanan yang sangat sulit. Hal yang paling sederhana adalah ketika ada perbedaan pandangan antara pribadi dengan pribadi lainnya dalam sebuah musyawarah aktifitas dakwah. Aktifis dakwah ada juga yang lebih mencintai pendapat pribadi dan memaksakan pendapat pribadi agar menjadi pendapat jamaah.
"Ketahuilah bahwa pengorbanan dari sisi ini adalah yang paling sulit. Menahan diri dari kemarahan jiwa, memaksakan pendapat, dan mencintai pendapat pribadi serta ingin memenangkan pendapat pribadi merupakan hal yang sangat sulit" Tulis Muhammad Abdul.
Membaca tulisan Muhammad Abduh ini, marilah kita belajar bijak dalam setiap sikap kita, menyikapi berbagai macam kebijakan yang telah diambil oleh qiyadah atau hasil syuro. Mungkin ada perbedaan pendapat dengan pendapat pribadi kita, namun kita harus mampu mengelola hati kita agar bisikan setan tidak mudah masuk dan menghasut diri kita yang justru merugikan perjalanan dakwah itu sendiri. Seorang aktifis dakwah tentu memiliki sikap, namun bagaimana mengutarakan sikap dan mewujudkannya, itu yang menjadi pembeda, mana yang bisa berkorban dengan hati dan mana yang tidak. 
Sumber: pksemarang.org
( Abu Musa )
Lebih baru Lebih lama