SILPA (Dana Ngangur) Melonjak, Kinerja Pemda?

PKSPemalang-Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) soroti lonjakan tajam SILPA 2014 dibandingkan tahun sebelumnya. Hal itu menandai lemahnya komitmen Pemda dalam peningkatan manajemen program dan pengelolaan keuangan. Hal itu disampaikan dalam sidang paripurna DPRD Pemalang, Kamis (18/5) kemarin.
ilustrasi kinerja Pemda

FPKS memberikan sejumlah catatan penting. Ketua Fraksi PKS Pemalang, Teguh Priambudi, mengatakan Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun 2014 hampir seluruhnya masih berbicara tentang presentasi realisasi dana dan realisasi fisik. Padahal dalam anggaran berbasis kinerja, pencapaian prestasi harus tertuang dalam bentuk input, output, outcome, benefit, dan impact dari tiap kegiatan.
“Dan setiap kegiatan yang dibiayai APBD harus bisa diukur parameter keberhasilannya. Dengan model pelaporan sebagaimana yang telah dikirimkan kepada kami, masih dirasakan sangat sulit untuk mengukur dan mengusulkan perbaikan pada masing-masing programnya,” tandas dia.
Diantara sorotannya yakni besaran SILPA tahun 2014 melonjak tajam dibanding tahun 2013. Pada tahun 2013 terdapat SILPA Rp. 194,155 Miliar Sementara SILPA tahun 2014 sebesar Rp. 251,748 Miliar lebih. “Dengan meningkatnya SILPA tersebut, menunjukkan bahwa menurunnya komitmen Pemda dalam peningkatan kualias manajemen program/ kegiatan dan pengelolaan keuangan,” tandas dia.
Dijelaskan pula oleh Teguh, dalam undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 menetapkan bahwa APBD disusun berdasarkan pendekatan prestasi kerja yang akan dicapai.
Sementara, pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan / program / kebijakan sesuai dengan sasaran dan tugas yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi Pemda. “Salah satu aspek yang diukur dalam penilaian kinerja pemerintah daerah adalah aspek keuangan berupa Anggaran Berbasis Kinerja (ABK),” terang dia.
ABK yang efektif, lanjut teguh, akan mengidentifikasikan keterkaitan antara nilai uang dan hasil, serta dapat menjelaskan bagaimana keterkaitan tersebut dapat terjadi, yang merupakan kunci pengelolaan program secara efektif. Jika terjadi perbedaan antara rencana dan realisasinya, dapat dilakukan evaluasi sumber-sumber input dan bagaimana keterkaitannya dengan output dan outcome untuk menentukan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan program. “Ini semua demi terciptanya pemerintahan yang efektif, baik dan bersih (good governance and clean government),” pungkas dia.

Humas PKS

Lebih baru Lebih lama